Teknologi berkembang. Kecepatan perkembangan beda-beda untuk tiap disiplin ilmu. Ada yang berkembang lambat, ada yang berkembang cepat.
Ada teknologi yang berkembang tapi tetap membawa teknologi sebelumnya. Misal, di teknik mesin, teknologi pengecoran logam. Buku-buku tahun 1940-1950 masih sangat valid untuk tetap dipelajari di hari ini. Salah satu indikatornya adalah, skripsi atau tulisan ilmiah di bidang teknik mesin atau sipil misal, masih membawa referensi buku-buku keluaran tahun 1940-1950.
Contoh lain, bengkel tambal ban yang hidup tahun 70an, juga tetap akan hidup di era ini, karena sebagian besar roda masih memiliki teknologi yang sama. Paling update yang beda ya tubeless.
Ada juga teknologi yang perkembangannya dengan meninggalkan (mengkadaluarsakan) teknologi sebelumnya. Misal, jika kita belajar bahasa pemrograman Pascal hari ini tentu akan jauh tertinggal kecepatan dan nilai kegunaannya, ketimbang menggunakan Delphi misal. Teknologi IT mendominasi bagian ini. Meski tetap bisa digunakan, tapi dukungan-dukungan terhadap platform teknologi lama sudah banyak berkurang.
Bidang teknologi informasi sudah menjadi dunia luas tersendiri yang tidak dapat satu orang menguasai secara keseluruhan. Bahkan irisan dengan ilmu lain, juga menjadikan kesulitan bagi para praktisi IT itu sendiri. Misal.. developer IT untuk produk-produk berkaitan dengan manajemen dan ekonomi. Selain harus jago IT, harus jago ilmu ekonomi.
Belakangan ini dunia IT semakin menyempitkan masa hidup dukungan infrastrukturnya. Jika di dekade lalu, teknologi Pentium dapat digunakan hampir dua dekade, demikian juga dengan Windows XP, ataupun ponsel non-smartphone.. Maka kali ini sebuah produk perangkat gawai/gadget hanya akan bertahan 2-4 tahun saja. Bukan rusak. Tapi sudah tidak didukung oleh teknologi penyertanya.
Kisah lucu, seorang merasa sangat bangga dapat membeli HP Samsung yang dapat awet hingga 5 tahun. Sementara temannya hanya mampu membeli Xiaomi yang harganya separuhnya. Namun dalam 2 tahun si pemegang Xiaomi telah ganti HP dengan teknologi baru, sementara si pemegang HP mahal Samsung justru tidak lagi dapat instal Whatsapp terbaru.
Demikian juga dengan Sistem Operasi. Seperti CentOS yang baru saja dinyatakan mati. Ubuntu bahkan tiap tahun ada perkembangan baru, pun juga dengan meninggalkan dukungan terhadap teknologi yang sudah dianggap lawas.
Selain teknologi IT, ilmu dan strategi dunia marketing juga mengalami perkembangan luar biasa. Namun dunia marketing ini unik. Ilmu-ilmu lama tetap dibawa, dengan perkembangan marketing yang melaju dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Demikian cepatnya teknologi IT berubah, membawa banyak sekali perubahan pada bidang lainnya. Membawa perubahan cara hidup, cara berinteraksi, cara berdagang dan lain-lainnya. Orang-orang di bidang IT akan sangat-sangat dituntut untuk belajar dengan cepat, adaptasi yang cepat, mencoba hal-hal baru dan berani ambil risiko. Beberapa pembuat framework berusaha mengantisipasi cepatnya perkembangan itu dengan framework-framework yang luwes dan dapat diupdate dengan mudah.
Raksasa-raksasa IT lama justru kadang bertumbangan karena mereka tidak update, tidak terbuka dengan dunia dan perkembangan baru, dan tidak luwes terhadap perkembangan teknologi. Catut saja nama Nokia, Kodak, dan mungkin bahkan Yahoo. Mereka seakan dulu tak pernah terkalahkan, namun apa lacur? Google yang dulu ditolak saat minta dibeli Yahoo, justru bukan lagi saingan Yahoo yang sekarang menghadapi degradasi besar-besaran. Tengok saja Channel Youtube "Data is Beautiful". Musuh raksasa Google adalah sesama raksasa yang sangat update. Taruhlah Facebook.
Ada yang segera sadar akan perkembangan. Microsoft. Mereka kini berusaha seluwes mungkin mengikuti perkembangan. Mereka membuka diri untuk dukungan-dukungan terhadap open source, komunitas, memberikan fitur-fitur terbaru mereka, mengakuisisi produk-produk andalan para user seperti github.
Ingat Azure? Product Cloud Computing from Microsoft. Mereka juga menyediakan virtualisasi untuk seluruh Operating System. Kenal Azure Devops? Coba baca tentang hal itu..
Ternyata musuh berat raksasa "kapal-kapal" IT yang sudah "senior" bukan (hanya) sesama raksasa senior juga. Namun justru perahu boat kecil yang fleksibel, menggunakan cara trik terbaru yang lebih efektif, efisien, dan mereka kuat dalam menggamit komunitas. Itulah yang juga akhirnya diadopsi oleh para raksasa IT senior.
Nah itu sekilas tentang perkembangan teknologi. Eh tapi ada juga ilmu yang menyusut. Menurut agama ada satu ilmu yang menyusut, yaitu ilmu yang orang jaman dulu lebih pandai dari pada orang jaman sekarang. Misalnya ilmu falak. Konon jaman para nabi, orang dapat mengetahui posisi musuh hanya dengan melihat gugus bintang.
Ilmu metafisik (entah percaya atau tidak percaya) dan membaca alam juga merupakan salah satu ilmu yang menyusut. Pertahanan yang di masa lalu menggunakan ilmu metafisik, kali ini sudah berganti dengan teknologi. Menjaga sawah di masa lalu diawasi dengan genderuwo, kali ini diawasi dengan CCTV dan drone misal.
Ada satu lagi ilmu yang menyusut, yaitu keterampilan seni. Di masa lalu teknologi digital sound belum bagus, jalur dikenal juga hanya lewat rumah produksi. Maka jika sebuah group musik misal, atau penyanyi tunggal, jika tidak benar-benar bagus, dia tidak akan dapat terkenal. Teknologi editing juga belum bagus. Maka kualitas seni dan skill seninya memang harus jernih dan akurat. Itulah mengapa, tahun 80-90 adalah tahun bagus-bagusnya seni musik.
Masa ini, seorang dapat dengan mudah membuat ensemble music, seorang diri, dengan hanya membuka web-web layanan midi online secara gratis. Dia bisa membuat suara gitar sendiri, suara piano, atau bahkan suara sebuah konserto. Andalannya : teknologi.
Pertanyaannya, kita ada di mana, kemana dan akankah kita mengutuk, atau bercapek-capek update atau justru menikmati hal-hal baru yang ada di dunia kita ini. Karena dunia bergerak, kebutuhan juga berubah, menghentikan perkembangan hanya akan membuat kita semakin tertinggal.
Komentar
Posting Komentar