Langsung ke konten utama

Mengapa Orang Masa Kini Lebih Mudah Kena Mata Minus?

Berkacamata, bisa saja menjadi sekedar aksesoris memperindah diri, ataupun memang merupakan kebutuhan untuk melihat. Orang berkendara, berkacamata hitam untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke mata. Ahli las, tentu selalu berkacamata saat mengelas logam, agar terhindar dari cahaya, radiasi dan asap alat las. Orang tua akan menggunakan kacamata untuk membantu akomodasi mata yang sudah melemah. Orang bermata minus tentu membutuhkan kacamata minus.

Di jaman sekarang, ternyata semakin banyak ditemui orang yang membutuhkan kacamata, terutama kacamata minus dan silindris. Bahkan sudah banyak ditemui anak kecil berkacamata tebal. Anak berkacamata tebal ini digambarkan sebagai anak yang pandai, anak kutu buku, anak terlalu rajin baca, maniak game ataupun pemalas yang gemar nonton TV. Aktivitas di depan layar elektronis dituding menjadi biang utama penyebab mata minus ataupun silindris. Namun benarkah hanya itu penyebab mata minus?

Berikut penyebab mata mengalami minus :

  1. Aktivitas gadget yang terlalu tinggi setiap harinya. Bagaimanapun juga, di jaman ini memang manusia hampir sulit terbebas dari perangkat gawai elektronik. Dengan mata berkontraksi kuat saat membaca gawai, tanpa disadari kontraksi tersebut menyebabkan mata lelah. Membiasakannya membuat otot lensa mata akhirnya selalu dalam keadaan seperti berkontraksi.
  2. Membaca / melihat terlalu dekat. Jaman dahulu kala, orang tua melarang anak-anaknya membaca terlalu dekat, karena akan membawa kelelahan mata, kontraksi otot lensa mata yang terus-menerus, yang akhirnya berpengaruh pada daya akomodasi otot mata. Orang tua jaman dulu, bahkan bisa menghukum anak jika si anak tidak tertib cara duduknya. Cara duduk yang tertib adalah dengan jarak baca antara 30-50 cm, dengan punggung tegak.
  3. Aktivitas membaca / gadget menjelang tidur. Jelang tidur, diharapkan otot mata sudah terbebas dari aktivitas kontraksi melihat hal yang dekat-dekat. Ini akan membebaskan mata dari lelah. Kondisi paling baik adalah, justru menjelang tidur dapat melihat tanaman-tanaman segar. Bahkan orang tua jaman dulu, ada juga yang menjelang tidur justru melakukan aktivitas menyiram kebun.
  4. Kondisi badan yang tidak fit. Saat sakit flu, kadang mata berair, dan saat kita mengusap air mata itu, rasanya mata masih blur / buram. Saat kita lelah, juga pandangan mata akan mengalami penurunan daya lihat. Bagaimanapun kondisi badan yang tidak fit memang akan berpengaruh pada daya lihat.
  5. Intensitas tinggi berada di tempat berasap, berdebu, beruap. Merokok, bekerja di ruangan yang berasap tinggi, ataupun berdebu, meningkatkan risiko kontaminasi mata oleh zat lain.
  6. Kurang kegiatan outdoor. Aktivitas di luar rumah, terutama di alam bebas akan sangat membantu mata beristirahat dari hal-hal yang membutuhkan kontraksi otot mata untuk lihat jarak dekat. Melihat laut, gunung, hutan, akan membantu lensa mengendur. Sebaliknya, sepanjang hari di dalam rumah, membaca buku, apalagi gadget berukuran layar kecil, akan membuat kebutuhan fokus lensa mata menjadi berlebih. Melakukannya dalam intensitas sering, akan berpengaruh pada struktur otot dan lensa mata tersebut
  7. Kurang air minum. Lho? Iyakah? Pernah mengalami dehidrasi? Bagaimana daya lihat? Apalagi unsur yang paling banyak membentuk mata adalah air. Pelumasnya juga terdiri dari susunan kuat : air.
  8. Kurang atau kebanyakan tidur. Kurang tidur, membuat seluruh organ tubuh manusia lelah, demikian juga mata. Terlalu banyak tidur membuat mata tidak terlatih akomodatif terhadap jarak pandang.
  9. Lama berada di ruang berintensitas cahaya ekstrim. Wah... ini dia... intensitas cahaya terlalu tinggi, membuat pupil mata selalu bekerja ekstra keras membatasi cahaya yang masuk. Hal inilah yang membuat otot lelah. Sedangkan bekerja di tempat yang selalu gelap, akan membuat mata sering sakit saat tiba-tiba mendapat cahaya.
  10. Pola makan. Sudah jelas, bahwa sejak jaman dulu kita dianjurkan makan bervitamin A untuk membuat mata sehat. Kita juga hapal, vitamin A itu terletak pada wortel dan buah sayur berwarna merah atau kuning kemerahan. Kita juga hapal candaan : "Wortel tidak baik untuk mata, jika dicolokkan ke mata". Terlalu sering makan gorengan, atau apapun yang berlemak, berminyak, berkadar garam atau gula terlalu tinggi, pasti akan berpengaruh terhadap kesehatan mata.
  11. Terlalu sering mengusap. Ucek-ucek mata terlalu sering, dapat menyebabkan mata tertekan, atau bahkan timbul gesekan mata dengan kelopak mata. Apalagi jika sedang kelilipan, bisa saja partikel penyebab kelilipan justru menggores dan melukai mata. Coba setelah ucek-ucek mata, lihat jauh, kerasa bedanya ya.
  12. Dampak dari penyakit kronis. Penyakit gula, tekanan darah tinggi, dan beberapa penyakit lainnya dapat membuat mata kehilangan daya lihat. Unsur gula misal, terlibat dalam metabolisme tubuh, masuk dalam sistem cairan yang juga terlibat untuk mata. Beberapa kasus diabetes melitus juga menyebabkan risiko katarak lebih tinggi.
  13. Konsumsi obat tertentu. Konsumsi obat dan narkoba, jelas memiliki potensi pengaruh terhadap kesehatan mata. Zat kimia akan terlibat dalam metabolisme tubuh, dan sulit untuk diurai dan sulit larut oleh cairan alami tubuh. Jika hal ini terlibat dalam metabolisme ke mata, tentu akan menciptakan pengaruh tersendiri.

Berikut di atas adalah kebiasaan-kebiasaan, dan keadaan-keadaan penyebab mata memiliki potensi berkurang daya lihatnya. Nah, mampukah kita memulai membiasakan diri mengurangi habit tidak sehat terhadap mata? Banyak orang yang sulit menghindari hal ini karena memang tuntutan profesi, seperti misal tukang jam mekanis. Dia harus bekerja sekian lama dalam satu hari dengan kondisi kontraksi mata berlebih. Meski demikian banyak juga tukang jam yang tetap sehat matanya hingga tua.

Nah, itu ya sharing tentang mata... Oh ya, data-data ini saya dapat dari hasil obrolan offline dengan teman, yang di dalamnya ada orang kesehatan juga. Semoga menjadi manfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ICU

Malam itu saya masih mondar-mandir dekat ruang tunggu ICU sebuah Rumah Sakit di kota kami. Setenang-tenang menjaga keluarga yang sakit di ruang perawatan khusus memang tidak ada yang enak. Masih berpikir tentang setelah sembuh apa yang harus dilakukan agar yang sekarang sakit menjadi sehat kembali, berpikir juga tentang pekerjaan yang terbengkalai, berpikir juga biaya, dan hal-hal yang terjadi berhubungan akibat dengan adanya sakit tersebut. Sekonyong-konyong muncul sebuah tandu dorong yang sedang berisi orang sakit, masuk ke ruang ICU dengan peralatan infus dan lain sebagainya. Sepertinya seorang wanita. Tandu didorong oleh tiga orang lelaki berseragam operasi, dan dipandu seorang wanita yang juga masih menggunakan masker operasi. Tandu didorong masuk ruangan, dan seorang laki-laki bermasker tadi meminta keluarga berhenti pada batas ruangan, meminta agar keluarga tidak memasuki ruangan ICU lebih dulu. Wajah tegang dan gelisah terlihat di wajah para anggota keluarga. Ada sekit

Telaga Menjer Wonosobo

Telaga Menjer merupakan telaga vulkanik yang terletak di kecamatan Garung, Wonosobo. Telaga ini masih tergolong alami dan murni. Hanya 8 km dari kota Wonosobo ke arah obyek wisata Dieng. Dibandingkan dengan Dieng, telaga ini masih termasuk kalah disukai para wisatawan. Inilah yang membuat saya suka tidur siang di sana. Terutama pas rindu anak istri.

[Reblog] Tentang Rossi Leg Wave

Seringkah anda melihat MotoGP? Jika iya, tentu anda sering melihat para rookie melakukan gaya yang aneh, yaitu menurunkan kaki mendekati permukaan sirkuit saat melakukan cornering di tikungan-tikungan tertentu, terutama pada tikungan yang berjenis non highspeed cornering . Gaya itu ternyata dilakukan pertama kali oleh Valentino Rossi yang akhirnya hampir ditiru oleh semua pembalap, tanpa diketahui secara pasti, apa maksud penggunaannya. Berikut sebuah reblog dari tulisan saya yang lalu di situs motorjogja.com . GAYA BALAPAN ROSS I — Jika anda pernah melihat cara balapan Valentino Rossi , maka anda akan melihat gaya seperti pada gambar disamping. Gaya seorang rookie menurunkan kaki pada saat belokan ini dijuluki sebagai The Rossi Leg Wave , atau The Rossi hanging-foot . Gaya itu memang dicetuskan pertama kali oleh Valentino Rossi. Gaya yang seakan-akan seperti orang kehilangan keseimbangan ini tiba-tiba saja populer di kalangan rookie MotoGP. Hampir semua pembalap MotoGP te