Idul Fithri! Sebuah keniscayaan bagi umat Islam setelah melewati ibadah puasa Ramadan. Seperti juga Idul Fitri sekarang, 1434H. Agustus 2013. Setelah dua lebaran tahun-tahun sebelumnya saya lewati di kota kelahiran saya,kini saya rayakan di kota mertua, Karawang.
Saya masih ingat lebaran terakhir di Karawang ini adalah 3 tahun lalu. 2010. Momen inilah yang akan saya buat inti curhat posting ini, sekedar tolok ukur perubahan dan peringatan diri. Jika dilihat kondisi saya 3 tahun silam dengan sekarang, ada yang tak jauh beda, dan ada yang telah jauh berubah. Namun diantara Idul Fitri-idul fitri yang berkesan, 2010 memiliki catatan tersendiri.
Saya masih mengingat bagaimana saya berusaha meyakinkan diri bahwa diri saya tidak sedang 'ditipu' oleh sekelompok rekan. Saya anggap bahwa mereka hanya belum terbiasa kerja keras sehingga masih kaku dalam kerja bersama yang ada dalam satu wadah bersama saya. Sayangnya saya harus malu dan menyesal terhadap keluarga ketika harus menyadari bukti-bukti yang jelas merugikan saya dan keluarga saya. Bukti tindakan penipuan, bukti parasitisme amat tidak bisa disangkal. Saya yang selama ini berusaha mengerti dan mengikuti kata ajakan 'positif thinking' mereka, harus paham mengapa mereka meminta itu. Ya karena sifat parasit mereka.
Sangat jelas terasa ketika usaha yang kita lakukan amat keras sementara yang lain berdiam diri dalam tindakan-tindakan tidak produktif, sementara kita harus berbagi hal yang sama, sementara mereka bisa mengusahakan lebih di luar sana, menjadi point khusus saya dalam melakukan 'identifikasi penipuan'. Lebaran 2010 menjadi sebuah acuan. Saat itu cara berpikir saya menjadi berbeda.
Bukti-bukti penipuan makin banyak setelah itu. Itulah mengapa saya tidak berkembang meski bekerja keras. Sayapun berpikir,andaikan saya tidak bersama mereka tentulah saya jauh lebih maju. Minimal seperti sekarang ini. Saya pun berpikir jalan untuk keluar dari kongsi tersebut. "Didukung" sebuah fitnah, ditambah dengan suatu momen di keluarga saya, ditambah pula dengan desakan menggaji teman-teman yang tidak bekerja sementara pintu turunnya dana terkunci oleh ketak-kompakan kami, saya pun berhutang untuk menggaji yang saya istilahkan memberi makan kerbau. Dengan kondisi kurang gizi, dan dorongan diri untuk keluar kubangan mistik tipuan, saya keluar kongsi dengan cara walk out di sebelum Ramadan 2011.
Hanya butuh 2 bulan agar bisa memiliki THR sendiri. 2011 resmi sebagai freelancer ternyata jauh lebih bisa menata hidup. Kesalahan ditanggung sendiri, hidup bebas bersama koloni. Tahun-tahun berikutnya juga makin terasa berbeda sambil saya memula hari membangun ulang keping harapan, menutup galian hutang.
Sebuah harapan pasti yang terlahir di Ramadan ini. Sebuah usaha yang akan berkembang dengan berkah telah dimula. Mencoba mencari Ridla Allah ta'ala lewat ridla keluarga.
Hari ini Idl Fithri. Entah saya tidak terlalu tertarik dengan suasana ini. Saya hanya ingin merenung yang telah terjadi, dan berteka-teki apa yang akan terjadi di Lebaran yang akan datang. Harapan, sejak dulu ada. Namun kita tak pernah bisa memenangkan pertarungan hanya berkaya bahwa kita telah bermimpi. Apa yang kita lakukan itulah yang akan menjadi jawabnya. Tunggu di episod Idl Fithr selanjutnya, seberapakah tindakan telah akan membawa hasil pasti... Tuhan tahu, tapi kita diminta memastikannya.
Happy Eid Mubarrak..
Komentar
Posting Komentar