Langsung ke konten utama

Bawang... oh bawang

Beberapa waktu lalu saya dengar tentang akan ada impor bawang. Saat itu para petani dari Brebes dan Tegal mulai meradang. Dengan impor bawang, tentu mereka akan segera tergerus. Bawang impor dari luar, bisa jadi bermutu seperti nasib buah-buahan China, yang asal banyak murah tapi kita tidak pernah tahu apa yang ada di dalamnya.

Bawang super mahal, hasil-hasil pertanian justru impor, hanya terjadi di negeri ini dan pada masa kepemimpinan presiden kita yang sangat manja ini. Presiden yang tidak pernah bisa menerima kritik rakyat. Presiden yang ketika sadar akan tersinggung segera membuat pernyataan 'minta kasihan'. Presiden yang doktor Pertanian yang desertasinya berjudul : "Pembangunan Pertanian dan Perdesaan sebagai Upaya Mengatasi Kemisikinan dan Pengangguran : Analisis Ekonomi-Politik Kebijakan Fiskal". Presiden yang gemar dengan pencitraan. Presiden yang baru bertindak setelah ada gejolak. Presiden yang memalukan rakyatnya dengan ke-blegug-annya.. Presiden yang konon lulusan terbaik dari pendidikan militer. Presiden yang kental dengan partainya yang kental dengan penyimpangan hukum. Presiden yang.. wah segudang kata buatnya

Ketika muncul sebuah protes di Deptan tentang impor-impor hasil pertanian, muncullah belaan bahwa sebenarnya pelaku impor dari kementerian perdagangan. Lha? Apa tidak ada koordinasi? Ya saya tahu ngomong seperti ini gampang. Tapi bodhon saja lah... siapa saja tahu: ini lembaga negara! wong ya ngurus RT saja ada antisipasifnya kok yang ini sama sekali tidak.

Ealah, jadi orang kecil itu susah.. baru saja berusaha nambah pemasukan buat nutup utang-utang, eh dinaikkan lagi apa-apanya. Kapan bisa nyaur utang.

Presiden idiot baca nggak ya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ICU

Malam itu saya masih mondar-mandir dekat ruang tunggu ICU sebuah Rumah Sakit di kota kami. Setenang-tenang menjaga keluarga yang sakit di ruang perawatan khusus memang tidak ada yang enak. Masih berpikir tentang setelah sembuh apa yang harus dilakukan agar yang sekarang sakit menjadi sehat kembali, berpikir juga tentang pekerjaan yang terbengkalai, berpikir juga biaya, dan hal-hal yang terjadi berhubungan akibat dengan adanya sakit tersebut. Sekonyong-konyong muncul sebuah tandu dorong yang sedang berisi orang sakit, masuk ke ruang ICU dengan peralatan infus dan lain sebagainya. Sepertinya seorang wanita. Tandu didorong oleh tiga orang lelaki berseragam operasi, dan dipandu seorang wanita yang juga masih menggunakan masker operasi. Tandu didorong masuk ruangan, dan seorang laki-laki bermasker tadi meminta keluarga berhenti pada batas ruangan, meminta agar keluarga tidak memasuki ruangan ICU lebih dulu. Wajah tegang dan gelisah terlihat di wajah para anggota keluarga. Ada sekit

Simpanan Gambar, dan Pesan Untuk Masa Depan

Gambar ini saya ambi di bulan Juli 2018, di pesawahan jalan Kronggahan, Sleman, DIY. Tepatnya di seberang kantor Stasiun Pemantauan Cuaca BMKG. Saya membatin, apakah 10 tahun ke depan pemandangan senja ini bisa didapatkan generasi setelah saya? Tak butuh 10 tahun. Pemerintah lebih suka melebarkan jalan, mengalahkan sebagian sawah, agar dapat membuang arus lalu lintas yang padat daerah Denggung. Namun tetap saja, Denggung macet, jalan Kronggahan juga macet. Sawah kalah, dibanguni kafe dan perumahan/pemukiman yang mulai ada. Tidak hanya tempat ini tentunya. Banyak tempat lain yang bakal hilang.  Kelak saya akan post lagi kisah seperti ini. Agar anak cucu tahu, dulu mudah sekali dapat tempat dan pemandangan semewah ini. Atau entah mungkin anak cucu lebih suka pemandangan kemacetan atau hingar bingar...

Pelamun Tak Pernah Secengeng Yang Kau Kira

  Kunyanyikan beberapa potong lagu, selang-seling irama bahagia dan irama sendu. Tiba-tiba datang dirimu, yang berkata : " Hai kau, ada apa dengan dirimu, melamun diri di bawah awan kelabu? ". Sambil tersenyum geli, kulanjut laguku. Tapi kau terus memburu. " Ada apa dirimu? Apakah dalam tekanan kalbu? Atau kau dilanda rindu? Ceritakan padaku! Aku perlu tahu.. Jangan sampai nanti kau terlambat sesali dirimu " Aku coba berganti irama. Irama riang irama bahagia. Tetapi otakmu terlalu dalam berkelana. Sehingga asumsimu sesat karenanya. Ah, aku peduli apa?  Hai.. Terima kasih pedulimu. Aku tak sedang berduka. Aku tak sedang merindu. Aku tak sedang seperti apa yang ada di benakmu. Aku berdendang bernyanyi, menghibur diri. Aku bukan siapapun. Tak usah kau kulik apa yang ada di dalam diriku. Aku bukan siapapun. Aku bukan sedang menyanyikan kecengengan. Aku bukan apa yang terjadi pada diriku. Aku adalah apa yang terjadi yang kupilih. Kenangan Ramadan 2023...